Tips Postingan dan Konten Positif



sumber gambar: flayer KPPA

Indonesia sekarang sudah berumur 75 tahun, di hari menyambut kemerdekaannya tentu saja di media sosial banyak postingan-postingan yang bermunculan, dari yang positif hingga negatif, dari yang real hingga hoax.

Maka untuk mengatasi itu kita harus tahu bagaimana membuat postingan dan konten yang positif serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Beberapa hari sebelum memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke-75, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mengadakan Webinar melalui aplikasi zoom. Acara tersebut dibuka oleh deputi bidang partisipasi masyarakat Kemenpppa yaitu Bapak Indra Gunawan, di moderatori oleh yosh aditya seorang communication enthusiast. Adapun tema dari webinar tersebut adalah mengisi kemerdekaan dengan postingan positif.

Kita semua tentu suka sekali memposting sesuatu di media sosial, saya pribadi dalam seminggu pasti ada aja yang ingin saya posting, atau meneruskan postingan.

Nah terkadang saya tidak tahu apakah postingan ini berakibat negatif atau positif, jelas atau tidak kebenarannya. Nah pas sekali dengan tema dari webinar ini yang menarik banget. Jadi kita dalam memposting sesuatu atau membuat konten tau kiat-kiatnya gimana.

Narasumber pertama merupakan content creator, promotor film dan founder SOB (penyedia layanan konsultasi psikologi online dan offline) yaitu kak amy kamila, dalam webinar ini menyampaikan tentang Mengubah Ide menjadi Konten Positif.

Kak amy kamila mengawali persentase dengan pertanyaan apakah viral dan keren itu sama?

Ayo..silahkan masing-masing jawab dalam hati ya...ternyata tidak sama hanya bisa saling terkait.

Viral itu merupakan suatu bonus dari konten yang kita buat. sedangkan keren itu kita harus membuat sesuatu yang kreatif. tentu untuk mencapai hal tersebut ada banyak tantangannya. karena konten yang keren merupakan konten yang bermakna dan menginspirasi perilaku positif yaa bukan negatif catat ya teman-teman.

Viral itu juga tidak semua tentang hal positif,hal negatif juga gampang viralnya, maka dari itu yang viral itu belum tentu kreatif.

Konten yang kita produksi merupakan tanggung jawab dari si pembuat yang disebut creator. kita sebagai seorang manusia yang hidup didunia tentu ingin berkarya sehingga dapat diingat dari waktu ke waktu dan menjadi sejarah serta menggambarkan perilaku yang positif.

Kita dapat terinspirasi dari perilaku, dan hal-hal yang ditayangkan yang menjadi suatu fenomena tersendiri. konten yang bagus merupakan konten yang menginspirasi orang lain.

Jika kita ingin menjadi seorang konten kreator kita harus tau dimulai dari mana, pertama-tama tentukan alasan mengapa ingin menjadi konten kreator, alasan yang bagus tentu saja menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Lalu kita lanjut ke ide, ide muncul karena adanya permasalahan atau topik yang penting/menarik. dimulai dari hal yang sederhana, dekat dengan kita dan di mulai sekarang jangan nanti-nanti.

Media yang kita keluarkan dapat berupa tulisan, video, foto, yang masing-masing metode penyampaian pengemasannya berbeda. dapat ditayangkan melalui tv, youtube, media sosial. tergantung target dari hasil karya kita.

Satu catatan dari kak amy kamila yaitu ide tanpa dimulai tetap menjadi ide, bukan karya. jadi saatnya tuliskan ide kamu sekarang juga, karena dengan berkarya kamu mengingat dan menginternalisasikan hasil karyamu.

Gimana? seru kan, masih satu lo..yuk kita lanjut ke yang lebih seru. persentase kedua disampaikan oleh kak ani berta seorang founder female digest dan juga blogger. beliau menyampaikan tentang berjuang di Era sosial Media.

Sekarang banyak sekali konten  yang berseliweran di media sosial baik itu fakta ataupun hoax semua menyatu menjadi satu karena mudahnya mendapatkan informasi dan menyebarkannya. maka untuk itu kita harus tetap berjuang walau sudah merdeka tapi perjuangan itu belum selesai, di media sosial kita wajib berjuang untuk melawan hoax, dengan cara mengawal informasi dan mempunyai pendidikan sebagai amunisi memerangi hoax.

Pertama yang bisa kita lakukan adalah membuat konten positif dengan cara menyemangati, memotivasi dan menghindari perdebatan yang tidak pernah usai melalui berbagi wawasan, tutorial dan merefleksikan ilmu dari para tokoh yang kita dapatkan. karena berbagi adalah suatu hal yang indah dan amal jariah yang tidak terputus sampai di akhirat kelak.

Kita harus bisa menjadi corong informasi bagi pemerintah dengan membagikan informasi terkait pengumuman dan kebijakan. corong informasi bagi warga dengan mengangkat informasi penting yang terjadi di lingkungan kita dengan mengangkatnya ke media sosial agar banyak yang mengetahui keadaan yang sedang terjadi. Serta menjadi corong informasi aspirasi diri melalui sumbang saran dan kontribusi kepentingan umum.

Satu pesan dari kak ani berta “kita tidak dapat mengendalikan orang lain namun kita dapat mengendalikan sikap kita”.

Makin seru aja. terakhir dari seorang penulis yaitu kang maman suherman, yang menyampaikan begitu banyak petuah dan kata kunci.

Menurut kang maman di era sekarang ini yang sedang terjadi pandemi, kita seperti diperintahkan untuk kembali ke posisi semula, seperti di rumah saja bersama keluarga, melalui rumah madrasah tercipta sehingga mendampingi ananda tercinta untuk belajar.

Kata kunci yang harus kita ketahui agar tidak terlibat dalam menebarkan postingan hoax dan membuat konten yang tidak berfaedah adalah sebagai berikut:

  1. Iqra (membaca) penulis yang baik  adalah penulis yang suka membaca, membaca tidak hanya sekali tapi berulang-ulang.
  2. Riset/penelitian, Indonesia risetnya masih lemah maka dari itu agar tidak lemah mari kita semua berbondong-bong melakukan riset, sebelum menulis kita harus berbicara tentang data, baru fakta. maka kalau sudah begitu baru bisa menjadi seorang blogger yang mumpuni. karena postingan yang bagus juga perlu riset. 
  3. Reliable (tingkat kesalahan harus mendekati nol, melihat secara menyeluruh. karena Salah menulis salah dalam hal  penyampaian
  4. Reflecting, memperkaya sudut pandang, melihat secara keseluruhan. karena Beragam itu anugerah yang kita dapatkan. 
  5. W(r)ite, tulis-tulis, indonesia butuh penulis. dengan biasa menulis akan membuat pikiran kita terstruktur dan membantu daya ingat.
Oya, untuk bersaing era digital ini ada 6 kunci literasi yaitu: literasi baca tulis, numerik, digital, finansial, science, dan kebudayaan serta 4K kunci hidup di zaman ini, yaitu: komunikasi, kolaborasi, kreativitas dan kritikal thinking.

Demikian hasil webinar tersebut yang dapat kita simpulkan yaitu:
  • tulislah ide kita menjadi suatu karya
  • jadilah corong informasi positif dan perangi hoax.
  • banyak baca, banyak cari data sebelum menulis serta kolaborasi.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menginspirasi anda, sampai jumpa di artikel selanjutnya.




11 comments

  1. kadang itulah yakan, banyak an malasnya yg ngumpulkan bacaan ini. hehehe

    ReplyDelete
  2. Bener kata kak Ani. Kita tidak dapat mengendalikan orang lain, tapi dapat mengendalikan diri kita sendiri.
    Makanya sebelum share biasanya awak cek dua kali di media sosial. Turn back hoax lah istilahnya.

    ReplyDelete
  3. Setuju dg membagikan konten dan komentar positif, tetapi kl jd corong pemerintah mungkin utk hal² yg dirasa sesuai prinsip ya... Soalnya ada jg kebijakan pemerintah yang pro kontra di masyarakat dan itu biasa terjadi.

    ReplyDelete
  4. banyak2 baca, dan diakhir di check lagi boleh gak sih di posting, bermanfaat gak, huhu kadang kalo masyarakat ini kan mudah terpancing emosinya kadang ya kak apalagi kalau nggak sejalan sm mereka

    ReplyDelete
  5. Wuah, benar banget ya kan. Konten itu jangan asal viral tapi enggak berfaedah. Kadang saya suka kesal saja sama orang yang mencari popularitas tapi kontennya enggak bagus.

    Mulai saat ini saya juga sudah tanamankan pada diri untuk membuat konten yang benar-benar berkualitas di masa depan nanti.

    ReplyDelete
  6. Dr narasumber di atas kenalnya sama kang Maman krn sering di tipi dlu kan, kalo kk Amy itu tau krn pernah ngisi seminar di medan ttg konten jg, keren lah Webinar nya kk

    ReplyDelete
  7. Ya betul banget saat ini netizen bermacam2 ada yg adem ada yg gampang kesulut emosi, lebih baik kita memberikan postingan positif dan berdampak baik buat followers kita, para narsum kompeten di bidangnya ada mba Ani berta lagi

    ReplyDelete
  8. Bagus. Menyebarkan konten positive dan perangi hoax. Banyak baca dan referensi biar ga bodoh juga. Tapi sayang karena era ini, banyak yang malas baca dan mencari referensi sehingga mudah termakan hoax meski ada konten positif.

    ReplyDelete
  9. Saya sendiri males baca dan nerusin postingan yang lagi viral, karena ya itu tadi, agak gak jelas juga kebenarannya. Jangan sampai terikut dalam petalian penyebaran berita gak betul ya gak...
    medsos kita sekarang ini, baik yang sudah punya nama maupun yang belum, pun diragukan kebenerannya, Wallahu alam bissowab...

    ReplyDelete
  10. Membangun budaya critical thinking ini yang lumayan butuh banyak asupan literasi ya mak Silvi. Soalnya kita terbiasa dengan yang instan, apa-apa maunya cepet, sehingga informasi yang didapat masih setengah, udah langsung dishare. Saring sebelum sharing, bener banget ya Mak. Terima kasih sudah berbagi..

    ReplyDelete
  11. memberi dampak positif akan baik untuk sekitar dan diri sendiri ya.. menabur benih baik dan akan menuai yang baik juga. amin

    ReplyDelete